Pentingnya Arsip Data Budaya indonesia

Pentingnya Arsip Data Budaya indonesia
Netsains.Com – Sungguh disayangkan ketika hingga lebih dari setengah abad Indonesian mendeklarasikan kemerdekaannya kita belum dapat merayakan keberagaman budaya yang merupakan kekayaan luar biasa yang merupakan warisan yang luar biasa dan merupakan keunikan negeri dibandingkan negara-negara lain di planet bumi kita.
Alih-alih merayakannya, beberapa kasus malah menunjukkan adanya fakta kemarahan warga republik ketika adanya fakta bahwa beberapa artifak khas etnik di Indonesia yang diklaim bahkan dipatenkan oleh oknum negara lain. Hanya satu kata kunci untuk bisa mengatasi hal ini – dan mudah-mudahan belum terlambat – yaitu: pengarsipan terpadu budaya Indonesia!
Indonesia merupakan negara yang paling tinggi diversitas etnisnya di dunia, yang ter-refleksi dari keragaman bahasa, ornamentasi, dan berbagai artifak kultural lain sebagai bentuk respon evolutif dari manusia atas keunikan sistem ekologis di mana ia hidup. Fakta evolusi menunjukkan bahwa keragaman bio-diversitas plus keragaman geo-diversitas telah menunjukkan keheterogenan kultural yang luar biasa [1]. Sungguh disayangkan jika keragaman tersebut sama sekali belum pernah di-eksplorasi secara komprehensif secara menyeluruh. Malahan, eksploitasi ekonomis, dilakukan oleh banyak pihak yang bukan pewaris langsung proklamasi kemerdekaan Indonesia yang berbentuk negara kesatuan ini [2].
Sementara perangkat teknologi terkait penyimpanan, pengolahan data, dan akses teknologi yang semakin maju dan murah terkait kemajuan teknologi semikonduktor yang belakangan ini menunjukkan aplikasi yang sangat luar biasa, pemetaan permasalahan dan penyelesaian seputar pengarsipan data digital budaya Indonesia menjadi dimungkinkan sebagai solusi mutlak dan langkah awal permasalahan budaya bangsa. Hal ini digambarkan dalam diagram pada gambar 1.

Sebuah strategi yang sudah pernah dilakukan dalam kaitan yang dipaparkan dalam gambar 1 di atas adalah pembangunan portal budaya digital terbuka Indonesia yang dilakukan oleh Bandung Fe Institute dalam inisiatif budaya kepulauan Indonesia [3]. Bentuk aplikasi open-source ini telah berhasil melakukan data mining yang cukup tinggi dalam waktu yang relatif singkat sehingga memungkinkan banyak aplikasi-aplikasi sebagaimana diilustrasikan dalam gambar 2.

Terdapat 3 aspek yang dapat diperoleh dengan akuisisi pengarsipan data yang lengkap atas budaya Indonesia yang sangat heterogen ini, yaitu:
Pertama, untuk pengguna yang merupakan inovator, seniman, atau penggiat budaya tradisional, pengarsipan yang ada akan sangat memperluas horizon atas lanskap inovasi yang dapat memperkaya peningkatan diversitas produk dalam proses produksinya. Sebagai contoh adalah apa yang dilakukan oleh unit ekonomi kreatif yang diperoleh dari penelaahan secara komputasional atas batik [4]; sungguh akan banyak pengembangan ornamentasi yang dapat dilakukan oleh seorang pembatik ketika melihat ribuan data ornamen sebagaimana direkam oleh situs arsip budaya nasional yang dibentuk. Yang sungguh lebih menarik lagi adalah karya-karya produktif dan kreatif yang dihasilkan akan memberikan feedback bagi pengayaan arsip yang menunjukkan adanya proses evolutif dari kekayaan tradisi Indonesia secara terus-menerus.
Kedua, untuk pengguna penelitian, akademisi, dan cendekiawan, portal arsip data nasional akan sangat mendorong peluang berbagai penelitian yang berbasis data-data budaya empiris sebagaimana terekam dalam arsip yang terstruktur yang baik. Sebagai sebuah contoh yang menarik adalah temuan empiris tentang visualisasi keragaman data melalui pendekatan evolusioner dan komputasional yang secara reflektif menunjukkan pola menarik kekerabatan antara berbagai artifak etnis yang ada di Indonesia, mulai dari batik [5], arsitektur [6], lagu-lagu tradisional [7], ornamentasi pakaian tradisional [9] Indonesia.
Ketiga, pengarsipan yang terstruktur dan komprehensif disertai dengan kolaborasi secara interdisiplin oleh berbagai pihak akan memungkinkan pembentukan sebuah Enskilopedia Budaya Tradisi Indonesia yang akan sangat berguna dalam transmisi kultural atau pendidikan nasional sehingga berbagai kekhawatiran akan pengikisan kecintaan terhadap budaya tradisional Indonesia dapat dikurangi sedemikian rupa dan menunjukkan dinamisasi kultur tradisi Indonesia.

Lebih lanjut, pengarsipan yang ada secara tak langsung adalah bentuk inventarisasi artifak kultural dari budaya tradisional Indonesia yang memungkinkan berbagai peluang perlindungannya sebagai sekuritas dan ketahanan budaya nasional Indonesia. Inisiatif ini telah dimulai dalam bentuk drafting secara partisipatif dan kolaboratif melalui konsep NCHSL (Nusantara Cultural Heritage State License) [10].
Kesemua hal ini menunjukkan bahwa pola pengarsipan data secara digital budaya Indonesia merupakan sebuah langkah awal yang mutlak dalam visi dan misi terkait budaya Indonesia secara komprehensif dan serius. Ini merupakan tugas dari seluruh elemen masyarakat Indonesia dan generasi sekarang telah sangat diuntungkan untuk melakukannya dengan dukungan kemajuan sains dan teknologi digital yang memungkinkan keterlaksanaannya secara nyata.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar